tag:blogger.com,1999:blog-74649964555931698252024-03-08T13:16:09.980-08:00"M" inspirasi dari blog iniirvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.comBlogger20125tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-5115456679285213942011-08-17T07:39:00.001-07:002011-08-17T07:46:24.945-07:00maaf atas semuanya,,,<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-weight: normal;"><i><span style="font-size: small;"><span class="messageBody">Kuungkapkan cinta dihati ini dengan rasa sayangku<br />
Kuungkapkan cinta dihati ini dengan semua tulusku<br />
Maafkan aku harus pergi tuk tinggalkanmu<br />
Maafkan aku harus lepaskan semua rasa dihatiku<br />
<span class="text_exposed_hide"></span><span class="text_exposed_show">Karena aku tak sanggup tuk terima kecewa yang berlaku<br />
karena aku tak sanggup dengan cinta yang penuh luka dihatiku<br />
Karena aku tak sanggup jalani semua dengan kekecewaanku<br />
karena aku tahu, aku bukanlah menjadi pilihan dihatimu.</span></span></span></i></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-weight: normal;"><i><span style="font-size: small;"><span class="messageBody"><span class="text_exposed_show">hanya segenggam cinta yang masih aku pegang..dan hanya seulas rindu yang masih aku kenang...kau hanyalah mimpi bagiku,kau hanyalah khayal dalam anganku..</span></span></span></i></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":"msg"}" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-weight: normal;"><i><span style="font-size: small;"><span class="messageBody"><span class="text_exposed_show">maafkan aku bila aku telah membuatmu merasa terganggu,dan maafkan aku bila cinta dalam hatiku hanya untukmu,berikanlah aku sedikit waktu untuk meyakinkanmu,</span></span></span></i></h6>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-56480836159611105842011-08-15T20:39:00.001-07:002011-08-15T20:39:22.500-07:00terdiam<i><b>Sesaat aku terdiam <br />
<br />
Dan bersedih </b><b><br />
<br />
Ku terbayang </b><b><br />
<br />
Akan dirimu </b><b><br />
<br />
Didalam batinku </b><b><br />
<br />
Ku menangis lirih </b><b><br />
<br />
Teringatkan dirimu </b><b><br />
<a href="" name="more"></a><br />
Betapa hancur hatiku <br />
<br />
Saat aku tahu </b><b><br />
<br />
Kau tidak mencintaiku </b><b><br />
<br />
Sungguh malang </b><b><br />
<br />
Nasibku ini </b><b><br />
<br />
Kau telah kianati </b><b><br />
<br />
Cinta kita ini </b><b><br />
<br />
Tapi ……. </b><b><br />
<br />
Mengapa aku ingin </b><b><br />
<br />
Memilikimu kembali </b><b><br />
<br />
Kembalilah sayangku… </b><b><br />
<br />
Ku mohon padamu </b><b><br />
<br />
Sekali lagi…… </b><b><br />
<br />
Kembalilah</b> </i> irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-79050539425733594942011-08-15T20:37:00.001-07:002011-08-15T20:37:28.732-07:00lukakuMarahpun mungkin aku salah<br />
Semua terjadi tanpa arah<br />
Aku kecewa<br />
Cinta selama ini hanya terbalas luka<br />
<a href="" name="more"></a><br />
Jika kau tanya rasa sayang ini<br />
Mungkin tanya mu tak dapat ku dengar<br />
Hati ini telah ku tutup<br />
Entah siapa yang dapat......<br />
Mengubah rasa cinta yang pernah tumbuh oleh mu<br />
<br />
Cinta ini suci untuk mu<br />
Tapi goresan luka yang kau beri<br />
Membuat langkah ini untuk pergi..... <br />
<br />
"persembahan untuk hati yang terluka"<br />
irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-69206620434489943072011-08-15T20:16:00.005-07:002011-08-15T20:16:05.985-07:00larut dalam cinta...<i>saat gemerisik angin malam bertiup<br />
mendesah-desah gemuruhi malam<br />
masih mampu aku mendengar<br />
meski terkadang samar dan menghilang<br />
mengembara,mengembang musnah tanpa jawab<br />
ada sesuatu yang sepertinya harus aku resapi<br />
sayup cinta yang pernah aku banggakan<br />
darinya..<br />
<a href="" name="more"></a><br />
telah lama terlupa tentangnya<br />
dan memang kulupa<br />
entah mengapa..<br />
selarut ini ingin aku mengurainya<br />
merangkum segala tentangnya<br />
mengikat semua yang pernah melekat<br />
entah mengapa..<br />
selarut ini hanya ada dirinya<br />
dan senyumannya<br />
<br />
malam semakin tenggelam</i> <i><br />
semakin aku terbenam dalam kenangan<br />
nada-nada tanya tak henti-hentinya berdendang<br />
dan tak mampu kusenandungkan jawaban<br />
tentang alasan terlepasnya sebuah genggaman<br />
<br />
selarut ini..</i> <i><br />
aku terbuai dalam keinginan<br />
terjatuh dilubang kerinduan<br />
selarut ini..<br />
kutemukan adanya kilau cinta yang tertinggal<br />
dari lubuk ini yang masih untuknya</i>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-37462650990107806322011-08-15T20:12:00.001-07:002011-08-15T20:12:40.858-07:00melihatmu tersenyum<i>Aku selalu ingin melihatmu tersenyum . .<br />
Selalu bahagia . .<br />
<br />
Dan disinilah aku . .</i> <i><br />
Menepi melihatmu dari kejauhan . .<br />
Menanti dalam damba . .<br />
Berharap aku yg membuatmu tertawa . .<br />
<a href="" name="more"></a><br />
Bagiku<br />
senyumu menghentikan dunia . .<br />
Membuatku tak sadar<br />
sudah sekian lama ku disini<br />
memperhatikanmu . .<br />
<br />
Dalam setiap mimpi</i> <i><br />
ku berdoa<br />
dalam setiap angan<br />
ku berharap<br />
untukmu . .<br />
Demi bahagiamu . .<br />
<br />
Tak ingin ku lepas pandanganku</i> <i><br />
tak ku biarkan dunia mengganggu . .<br />
Dirimu . .<br />
<br />
Aku selalu disini</i> <i><br />
menanti hadirmu . .<br />
Ingin kembali menatapmu<br />
dan kembali hentikan waktu . .<br />
Di tempat biasa kita bertemu . .<br />
Taukah kau dimana itu??<br />
<br />
Dihatiku . .</i> irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-70525987342306652212011-08-15T20:03:00.000-07:002011-08-15T20:03:15.617-07:00putus cinta<div style="color: purple;"><i>Aku tak merasa kalah dalam penantian ini<br />
Aku hanya merasa lelah yang teramat sangat<br />
Setelah mengurung hatiku dalam cinta yang tak pernah terjawab<br />
Aku seperti tertusuk duri yang tak pernah kusadari<br />
<br />
<a href="" name="more"></a></i> <i><br />
seberapa dalam meninggalkan luka perih<br />
Menikmati sakitnya sampai tak terasa lagi luka telah mengalirkan darah<br />
Begitu dalamnya cinta menghunjam hingga tak bisa kubedakan lagi antara tangis & tawa<br />
Keduanya telah menjadi satu dalam butiran hampa <br />
<br />
Terbata dalam kata</i> <i><br />
Tertatih dalam jejaknya<br />
Tersia-sia tanpa bahagia <br />
<br />
Aku mungkin belum kalah, tapi yang pasti aku mulai kecewa</i> <i><br />
Membawa kakiku berjalan menjauh dari cintamu<br />
Perlahan tapi pasti<br />
Tertahan tapi tak punya daya untuk kembali <br />
</i> </div>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-69329228615506939332011-08-15T07:33:00.000-07:002011-08-15T07:33:00.967-07:00Kisah Perjalanan Cinta yang Mengharukan..<h2 class="title"><a href="http://akumencintaimu.wordpress.com/2009/10/11/kisah-perjalanan-cinta-yang-mengharukan/" rel="bookmark" title="Tautan Tetap ke Kisah Perjalanan Cinta yang Mengharukan..">Kisah Perjalanan Cinta yang Mengharukan..</a></h2><div style="text-align: justify;">Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.</div><div style="text-align: justify;"><strong>Bacalah</strong>, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.</div><div style="text-align: justify;"><span id="more-363"></span></div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Cinta itu butuh kesabaran…</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><em>Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Pernikahan kami sederhana namun meriah…..</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu..<br />
</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.</em></div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;">Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (<em>bayi</em>) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.</div><div style="text-align: justify;">Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.</div><div style="text-align: justify;">Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku…</div><div style="text-align: justify;">Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.</div><div style="text-align: justify;">Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…</div><div style="text-align: justify;">Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…</div><div style="text-align: justify;">Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.</div><div style="text-align: justify;">Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.</div><div style="text-align: justify;">Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.</div><div style="text-align: justify;">Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.</div><div style="text-align: justify;">Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “<em>Assalammu’alaikum</em>” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.</div><div style="text-align: justify;">Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “<em>Assalammu’alaikum</em>”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.</div><div style="text-align: justify;">Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …</div><div style="text-align: justify;">“<em>Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri</em>”.</div><div style="text-align: justify;">Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.</div><div style="text-align: justify;">Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.</div><div style="text-align: justify;">Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”<em>lebih baik kau pulang saja, ada<br />
kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. </em>”</div><div style="text-align: justify;">Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.</div><div style="text-align: justify;">Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.</div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;">Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.</div><div style="text-align: justify;">Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.</div><div style="text-align: justify;">Aku bertanya, ”<em>Ada apa kamu memanggilku?</em>”</div><div style="text-align: justify;">Ia berkata, ”<em>Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang</em>”</div><div style="text-align: justify;">Aku menjawab, ”<em>Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?</em>”</div><div style="text-align: justify;">“<em>Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku</em>”, jawabnya tegas.</div><div style="text-align: justify;">“<em>Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?</em>“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.</div><div style="text-align: justify;">”<em>Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti</em>”, jawabnya tegas.</div><div style="text-align: justify;">”<em>Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?</em>”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.</div><div style="text-align: justify;">Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.</div><div style="text-align: justify;">Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamiku sangat sayang padaku.</div><div style="text-align: justify;">Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.</div><div style="text-align: justify;">Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.</div><div style="text-align: justify;">Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.</div><div style="text-align: justify;">Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.</div><div style="text-align: justify;">Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.</div><div style="text-align: justify;">Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.</div><div style="text-align: justify;">Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.</div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;">Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.</div><div style="text-align: justify;">Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.</div><div style="text-align: justify;">Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..</div><div style="text-align: justify;">Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.</div><div style="text-align: justify;">Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “<em>kapankah ia segera pulang?</em>” aku tak tahu..</div><div style="text-align: justify;">Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..</div><div style="text-align: justify;">Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.</div><div style="text-align: justify;">Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…</div><div style="text-align: justify;">Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.</div><div style="text-align: justify;">Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.</div><div style="text-align: justify;">Ia menulis, “<em>aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi</em>”.</div><div style="text-align: justify;">Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.</div><div style="text-align: justify;">Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.</div><div style="text-align: justify;">Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.</div><div style="text-align: justify;">Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..</div><div style="text-align: justify;">Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..</div><div style="text-align: justify;">Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.</div><div style="text-align: justify;">Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.</div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;">Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.</div><div style="text-align: justify;">Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?</div><div style="text-align: justify;">Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “<em>Loe pikir aja sendiri!!!</em>”. Telpon pun langsung terputus.</div><div style="text-align: justify;">Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.</div><div style="text-align: justify;">Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah.</div><div style="text-align: justify;">Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.</div><div style="text-align: justify;">Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.</div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;">Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.</div><div style="text-align: justify;">Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.</div><div style="text-align: justify;">Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.</div><div style="text-align: justify;">Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.</div><div style="text-align: justify;">“<em>Ya, ada apa Yah!</em>” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.</div><div style="text-align: justify;">“<em>Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.</em>” Jawabnya tegas.</div><div style="text-align: justify;">“<em>Ada apa? Mengapa?</em>”, sahutku penuh dengan keheranan.</div><div style="text-align: justify;">Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.</div><div style="text-align: justify;">Dia mengatakan ”<em>Kau ikut saja jangan banyak tanya!!</em>”</div><div style="text-align: justify;">Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.</div><div style="text-align: justify;">Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.</div><div style="text-align: justify;">Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..</div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;">Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..</div><div style="text-align: justify;">Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.</div><div style="text-align: justify;">Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.</div><div style="text-align: justify;">Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.</div><div style="text-align: justify;">“<em>Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha</em>”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.</div><div style="text-align: justify;">”<em>Ada apa ya Nek?</em>” sahutku dengan penuh tanya..</div><div style="text-align: justify;">Nenek pun menjawab, “<em>Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!</em>“.</div><div style="text-align: justify;">Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?</div><div style="text-align: justify;">“<em>Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.</em>” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.</div><div style="text-align: justify;">Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.</div><div style="text-align: justify;">“<em>Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya</em>”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.</div><div style="text-align: justify;">Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “<em>kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?</em>“</div><div style="text-align: justify;">MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..</div><div style="text-align: justify;">Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau<br />
kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.</div><div style="text-align: justify;">“<em>Fish, jawab!</em>.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.</div><div style="text-align: justify;">Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.</div><div style="text-align: justify;">”<em>Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.</em>”</div><div style="text-align: justify;">Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.</div><div style="text-align: justify;">Aku lalu bertanya kepada suamiku, “<em>Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?</em>”</div><div style="text-align: justify;">Suamiku menjawab, ”<em>Dia Desi!</em>”</div><div style="text-align: justify;">Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”<em>Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.</em>”</div><div style="text-align: justify;">Ayah mertuaku menjawab, “<em>Pernikahannya 2 minggu lagi.</em>”</div><div style="text-align: justify;">”<em>Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok</em>”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.</div><div style="text-align: justify;">Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..</div><div style="text-align: justify;">Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?</div><div style="text-align: justify;">Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “<em>sudah tidak cantikkah aku ini?</em>“</div><div style="text-align: justify;">Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.</div><div style="text-align: justify;">Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “<em>terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.</em>”</div><div style="text-align: justify;">Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.</div><div style="text-align: justify;">Dalam hatiku bertanya, “<em>mengapa ia sangat cuek?</em>” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “<em>sudah malam, kita istirahat yuk!</em>“</div><div style="text-align: justify;">“<em>Aku sholat isya dulu baru aku tidur</em>”, jawabku tenang.</div><div style="text-align: justify;">Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.</div><div style="text-align: justify;">Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu.</div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;">Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.</div><div style="text-align: justify;">Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku<br />
save di mydocument yang bertitle “<span style="text-decoration: underline;"><span style="color: blue;">Aku Mencintaimu Suamiku.</span></span>”</div><div style="text-align: justify;">Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.</div><div style="text-align: justify;">“<em>Apakah kamu sudah siap?</em>”</div><div style="text-align: justify;">Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :</div><div style="text-align: justify;">“<em>Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..</em>”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba suamiku menjawab “<em>Lalu apa Bunda?</em>”</div><div style="text-align: justify;">Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…</div><div style="text-align: justify;">“<em>Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?</em>”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.</div><div style="text-align: justify;">Dia mengangguk dan berkata, ”<em>Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?</em>”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.</div><div style="text-align: justify;">Dia tersenyum sambil berkata, ”<em>Kita liat saja nanti ya!</em>”. Dia memelukku dan berkata, “<em>bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama</em>”.</div><div style="text-align: justify;">Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, <em>“Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.</em>” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”<em>Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah</em>”.</div><div style="text-align: justify;">Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.</div><div style="text-align: justify;">Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”<em>bunda baik-baik saja kan?</em>” tanyanya dengan penuh khawatir.</div><div style="text-align: justify;">Aku pun menjawab, “<em>bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang</em>“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.</div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;">Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.</div><div style="text-align: justify;">Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “<em>Ayah jangan!!</em>”, tapi aku ingat akan kondisiku.</div><div style="text-align: justify;">Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.</div><div style="text-align: justify;">Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.</div><div style="text-align: justify;">Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.</div><div style="text-align: justify;">Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.</div><div style="text-align: justify;">Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.</div><div style="text-align: justify;">“<em>Kamu datang ke sini, aku pun tahu</em>”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “<em>maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku</em>”</div><div style="text-align: justify;">Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..</div><div style="text-align: justify;">Suamiku berbisik, “<em>Bunda kok kurus?</em>”</div><div style="text-align: justify;">Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.</div><div style="text-align: justify;">Aku pun berkata, “<em>Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?</em>”</div><div style="text-align: justify;">”<em>Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.”</em> Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.</div><div style="text-align: justify;">Lalu suamiku berkata, ”<em>Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya <span style="color: lime;">kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu”</span> dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda</em>”</div><div style="text-align: justify;">Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.</div><div style="text-align: justify;">Aku hanya menjawab, “<em>Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.</em>“</div><div style="text-align: justify;">Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.</div><div style="text-align: justify;">Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.</div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;">Keesokan harinya…</div><div style="text-align: justify;">Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.</div><div style="text-align: justify;">Aku pun dilarikan ke rumah sakit..</div><div style="text-align: justify;">Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..</div><div style="text-align: justify;">Aku merasakan tanganku basah..</div><div style="text-align: justify;">Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.</div><div style="text-align: justify;">Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”<em>Bunda, Ayah minta maaf…</em>”</div><div style="text-align: justify;">Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?</div><div style="text-align: justify;">Aku berkata dengan suara yang lirih, ”<em>Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..</em>”</div><div style="text-align: justify;">“<em>Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.</em>”</div><div style="text-align: justify;">Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.</div><div style="text-align: justify;">Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.</div><div style="text-align: justify;"><em>Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.</em></div><div style="text-align: justify;"><em>Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.”</em></div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;">Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.</div><div style="text-align: justify;">=====================================================</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Aku dihina oleh mereka ayah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Aku diusir dari rumah sakit.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Aku tak boleh merawat suamiku.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Aku sangat marah..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan<br />
ibunya..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Aku tak mau sakit hati lagi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Engkau Maha Adil..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Aku harus sadar diri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Ayah.. aku masih tak rela.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Tapi aku harus ikhlas menerimanya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Sebelum ajal ini menjemputku.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue;">Ayah.. aku kangen ayah..</span></div><div style="text-align: justify;">=====================================================</div><div style="text-align: justify;">Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..</div><div style="text-align: justify;">Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.</div><div style="text-align: justify;">Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.</div><div style="text-align: justify;">Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.</div><div style="text-align: justify;">Bunda akan selalu hidup dihati ayah.</div><div style="text-align: justify;">Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..</div><div style="text-align: justify;">Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.</div><div style="text-align: justify;">Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..</div><div style="text-align: justify;">Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.</div><div style="text-align: justify;">Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..</div><div style="text-align: justify;">Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.</div><div style="text-align: justify;">Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..</div><div style="text-align: justify;">Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang.</div><div style="text-align: justify;">Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.</div><div style="text-align: justify;">Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?</div><div style="text-align: justify;">Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?</div><div style="text-align: justify;">Tunggulah Ayah disana Bunda..</div><div style="text-align: justify;">Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..</div><div style="text-align: justify;">Ayah Sayang Bunda..</div>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-8846282626210368512011-08-14T21:05:00.000-07:002011-08-14T21:05:01.851-07:00harapan hampa...<span style="font-size: large;"><i> buat seseorang yang memang terlahir untuk menjadi manusia yang baik. janganlah engkau memberikan harapan kepada orang yang tidak kamu cintai dan membuat orang lain terluka karena cintamu, karena bagi seseorang yang berharap denganmu, cintamu adalah segalanya.</i></span>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-54567006545212154892011-08-14T03:43:00.000-07:002011-08-14T03:45:50.219-07:00kamana kepingan hatiQ..?<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}" style="font-family: inherit;"><i><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.</span></span></i></h6>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-17875372883048748032011-08-14T03:39:00.000-07:002011-08-14T03:40:24.866-07:00????<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup...</span></span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya</span></span></h6>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-64493619973448771212011-08-13T21:14:00.000-07:002011-08-14T03:37:28.631-07:00ingat selalu....aku tak berharap untuk menjadi orang terpenting dalam hidupmu.....<br />
karna itu merupakan permintaan yang terlalu besar bagiku.....<br />
aku hanya berharap suatu saat nanti jika kau melihatku,<br />
kau akan tersenyum dan berkata......<br />
"<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">DIALAH ORANG YANG SELALU MENYANYANGIKU"</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">hikz..hikz,,, </span>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-45133406266297674992011-08-13T09:59:00.001-07:002011-08-13T09:59:39.615-07:00arti hadirmuKu tak mengerti tentang perasaanku<br />
Setiap ku melihat mu<br />
Hatiku begitu damai<br />
Rasa tak ingin kulewati<br />
Walau sedikit pun<br />
Apakah rasa ini akan selalu ada<br />
Tetapi aku takut<span class="fullpost"><br />
Jika perasaan ku tak terbalas<br />
Mungkinkah perasaan ku<br />
Akan di balas dengan senyuman<br />
Akupun tak tahu<br />
Mungkin hanya waktu yang bisa menjawabnya</span>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-69732986635112753172011-08-13T09:45:00.000-07:002011-08-13T09:45:33.658-07:00aku akan kembali<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">CINTA, mungkin aku sekarang tidak di sampingmu,</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">aku tiada pernah menemani di sisimu,</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">mungkin ragaku berada jauh di sini</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">namun wajahmu selalu menari-nari dalam pikiranku,</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">menyusup masuk dalam sekat-sekat ruang mimpiku</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">meski ragaku jauh di sini, tiada dapat menemanimu, mendampingi dirimu</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">namun hatiku selalu tertulis namamu</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">jantungku selalu berdegup seirama namamu</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">memikirkan dirimu,</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">yakinlah padaku, percayalah padaku</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">aku akan kembali lagi</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">bukan untuknya, bukan untuk siapa</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">tetapi hanya untukmu</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">karena aku ingin kamu</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">ya… hanya untukmu<strong> </strong></div>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-45220279973175389272011-08-13T07:43:00.000-07:002011-08-13T07:43:57.177-07:00inginku....<i>rasa ini kian nyata....<br />
hadir dalam setiap hembusan nafasku...<br />
kuingin selalu ada dalam angan dan nyatamu..<br />
disaat kau lemah ku ingin engkau sandar dibahuku...<br />
disaat kau sedih ku ingin menyekah air matamu..<br />
satu harapanku,tetaplah tersenyum kepadaku..</i><br />
<i>SELAMANYA,,, </i>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-52185223054773293552011-08-13T07:37:00.000-07:002011-08-13T07:37:31.494-07:0010 kosong lapan 20sebelas...(happy b'day)<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">jangan pernah tanyakan,mengapa semua ini kulakukan...<br />
mungkin inilah hal yg paling romantis yg prnah kuukir dalam hidupku..</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Dihari specialmu ini aku hanya berharap,semoga engkau sadar bahwa ada cintaku yg tulus menantimu...<br />
ku tak ingin terus larut dalam mimpi2 indahku bersamamu...<br />
aku ingin semua ini menjadi nyata dan abadi...</span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">HAPPY B'DAY SAYANGKU<br />
semoga aku menjadi yg terbaik..</span>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-88532260614329558312011-08-13T07:28:00.000-07:002011-08-13T07:28:00.095-07:00hanya kamuaku tak mampu,,,,<br />
aku tak sanggup...<br />
dan aku tak ingin kau jauh....<br />
<br />
dengarkan sayang,,,,<br />
suara hatiku memanggilmu...<br />
<br />
rasakan sayang....<br />
disini aku menantimu...<br />
<br />
jangan biarkan aku sendiri tanpamu....<br />
kesepian....<br />
kedinginan....<br />
<br />
aku ingin engkau mengerti perasaan ini...<br />
karna kuyakin kaulah hidup dan matiku...<br />
irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-3374097787424433912011-08-13T07:20:00.000-07:002011-08-13T07:20:51.578-07:00apa aku salah...?apa yg harus aku lakukan,,,,,<br />
ingin rasanya kuberlari kehutan,berteriak sekencang2nya...<br />
bergemuruh di celah ranting2 rapuh....<br />
apa aku salah.......?<br />
mencintai sesosok wanita yg begitu sempurna dimataku....<br />
abadi dan kekal didalam hatiku...<br />
hanya detak waktu yg dapat menjawab semuanya...<br />
ada asa yg terus kukejar bersama peluh hati yg terus terburai bersama tetesan harapan..<br />
ku ingin terbaik dimatamu,karna dengan itu kudapat melihat indahnya cinta..irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-67088779646321594082011-08-13T07:11:00.000-07:002011-08-13T07:11:22.002-07:00doaku untukmu sayang<span class="short_text" id="result_box" lang="ar"><span class="hps"></span></span><span class="short_text" id="result_box" lang="ar"><span class="hps"> ya إله<br />
muliakan lah dirinya...<br />
lapangkan hatinya,bahagiakan keluarganya,...<br />
luaskan rezkinya,mudahkan segala urusanya..<br />
jauhkan dia dari segala mara bahaya,panyakit,fitnah,perangka keji & mungkar....<br />
serta terimalah semua amal ibadahnya dan kelak jadikanlah dia penghuni surgaMu</span></span><br />
<span class="short_text" id="result_box" lang="ar"><span class="hps">amieenn....</span></span><br />
<span class="short_text" id="result_box" lang="ar"><span class="hps">sepecial buat belahan jiwaku "M"</span></span>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-24679647262398368122011-08-13T07:02:00.000-07:002011-08-13T07:02:14.749-07:00C.I.N.T.A-Qsayang jangan pernah ragukan cintaku.....<br />
<br />
CINTAKU suci bagai embun dipagi hari<br />
<br />
CINTAKU tulus seperti llilin yg menyinari kegelapan..<br />
<br />
irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7464996455593169825.post-60900618142850569772011-08-07T06:15:00.000-07:002011-08-13T06:49:23.875-07:00belahan jiwaku<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">Aku tak mampu....</span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">Aku tak sanggup..</span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">.Dan aku tak ingin kau jauh..</span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">.Dengarlah sayang ...Suara hatiku memanggilmu..</span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">.Rasakan sayang,..Disini aku menantimu...</span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">Jangan biarkan aku sendiri tanpamu.</span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"> .Kesepian...Kedinggina<wbr></wbr>n...Haus akan perhatian dan kasih syang.</span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">.Aku ingin engkau mengerti perasaan ini....</span></h6><h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">,Karna....Kuyakin kaulah belahan jiwaku..</span></h6>irvan_rhadityahttp://www.blogger.com/profile/12266738591031521122noreply@blogger.com0